Kesetaraan Gender dan Peran Perempuan dalam Produksi Kopi

Industri kopi dunia banyak bergantung pada produsen di negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia, Kolombia, Ethiopia, Kenya, dan sebagainya, terutama untuk kopi spesialti. Namun isu kesetaraan gender dan signifikansi peranan perempuan dalam produksi kopi berbasis komunitas masih belum banyak menjadi perhatian. Hal inilah yang pada masa sekarang mulai dipromosikan dan diusung oleh berbagai lembaga sosial serta institusi terkait isu-isu di negara penghasil kopi, termasuk Coffee Quality Institute (CQI).

<--Jason In the box-->

Menurut CQI, sudah saatnya publik, pemerintah, dan tokoh-tokoh dalam industri kopi menaruh perhatian lebih dalam pada isu peranan perempuan serta kesetaraan gender dalam industri kopi.

Peranan Perempuan dan Kebijakan Berbasis Kesetaraan Gender

CQI sebenarnya sudah lama melakukan kampanye dan kegiatan terkait isu gender dalam industri kopi terutama terkait aspek produksi kopi, yang dimulai dari program Women in Coffee Leadership pada tahun 2005. Akan tetapi, isu pemberdayaan dan peran perempuan dalam produksi kopi saat itu masih belum populer, sehingga aspek pendanaan untuk kampanye tersebut masih minim. Kini, CQI kembali mengajak industri kopi internasional serta penikmat kopi dan pemerhati dunia kopi untuk memerhatikan isu gender dalam salah satu industri terbesar dunia ini.

Menurut hasil studi dan pengamatan CQI terhadap komunitas perkebunan kopi yang menjadi produsen kopi spesialti dunia, kalangan perempuan masih berada dalam ranah marginal. Mereka kerap dieksploitasi sebagai buruh murah, bahkan cenderung dihalangi dalam hal menjajaki area kerja di mana mereka dapat berada dalam posisi penting sebagai pengambil keputusan. Padahal, pekerja perempuan memiliki potensi besar dalam mendorong perkembangan dan kesuksesan produsen kopi berbasis komunitas jika mereka mendapat kesempatan untuk menduduki posisi sebagai pengambil keputusan.

Di samping itu, mengusung prinsip kesetaraan gender dalam setiap aspek industri dan produksi kopi juga akan berimbas positif, terutama jika aspek produksi kopi tersebut berbasis komunitas. Dalam skala yang lebih besar, hal ini dapat mendorong inisiatif masyarakat serta membentuk komunitas yang lebih kuat dan saling mendukung.

 

Industri Kopi Harus Mendukung Isu Gender

Kimberly Easson, wakil presiden divisi kerjasama strategis di QCI, menyatakan bahwa tujuan program-program baru CQI terkait kesetaraan gender bertujuan untuk meningkatkan peran perempuan secara langsung dalam jaringan produksi dan usaha kopi. Hal itu juga akan meningkatkan kesadaran pelaku industri bahwa keterlibatan perempuan dalam industri tersebut akan membawa dampak positif. Saat ini, berbagai proyek CQI mencakup seminar, program pendanaan, penelitian, dan sebagainya, yang diharapkan akan semakin membawa isu ini ke permukaan dan mengubah cara produsen kopi memandang pekerja perempuan dalam komunitas.

Dengan kesetaraan peran antar kedua gender dalam anggota komunitas produsen kopi, CQI berharap negara-negara produsen kopi dapat mengembangkan industri kopi yang lebih sehat, dengan komunitas yang semakin terberdayakan karena meningkatnya peran perempuan dalam aspek produksi dan industri.

 

Philocoffee

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *